3 Mitos yang Sering Kamu Dengar Seputar Retinol
Retinol telah menjadi sorotan perhatian para skincare junkies karena manfaatnya yang begitu banyak. Meskipun cenderung digunakan sebagai produk anti-aging, bahan ini juga dapat memperbaiki beragam kondisi kulit.
Namun tahukah kamu bahwa tidak semua pernyataan di internet tentang bahan ini adalah benar adanya? Untuk itu, BeautyParty.id merangkum tiga mitos seputar retinol yang perlu kamu ketahui agar tidak salah paham ketika ingin mencoba bahan yang satu itu.
Mitos 1: Retinol mengeksfoliasi kulit
Kesalahpahaman yang sangat populer adalah pernyataan bahwa retinol merupakan sebuah exfoliant. Pada kenyataannya, tidak! Retinol adalah sebuah antioksidan penting yang dibutuhkan kulit. Ia dapat meningkatkan kondisi kulit dari berbagai aspek, dan membuatnya tampak lebih sehat, lembut, dan bercahaya.
Retinol terkadang dapat menyebabkan menyebabkan efek samping berupa flaking reaction pada beberapa orang dan menimbulkan munculnya mitos ini. Bila kamu mengalami pengelupasan, maka kemungkinan itu adalah akibat dari penggunaan retinol yang terlalu kuat atau sering.
Cara mengatasinya adalah dengan mengganti produk yang kamu kenakan dengan yang memiliki persentasi lebih rendah atau kamu juga dapat mencoba untuk memberi tenggang waktu pengaplikasian yang lebih jauh.
Mitos 2: Retinol tidak dapat digunakan pada siang hari
Pernyataan kedua yang sering terdengar adalah bahwa retinol tidak dapat digunakan pada siang hari. Faktanya, hal tersebut hanyalah mitos belaka.
Penelitian menunjukkan bahwa retinol dapat bekerja dengan baik asalkan kamu menggunakan Sun Protection Factor (SPF) setelahnya.
Foto:Peterthomasroth.com
Hasil riset menyatakan, Vitamin A, C, dan E, bahkan kombinasinya, juga akan tetap stabil juga efektif ketika digunakan dengan melapisi tabir surya di atasnya. Sehingga kamu tidak perlu khawatir untuk mengenakan retinol di siang hari.
Mitos 3: Retinol tidak boleh dikombinasikan dengan vitamin C
Studi terbaru mengungkap dua fakta penting bahwa memasangkan vitamin C dan retinol terbukti efektif dan tidak menjadi masalah. Keduanya bekerja dengan baik untuk melindungi kulit dari lingkungan bila diaplikasian di bawah tabir surya.
Kekhawatiran akan mengombinasikan vitamin C dan retinol lahir dari konsepsi yang salah atas pH dan tingkat keasaman masing-masing bahan. Vitamin C, terutama ascorbic acid, membutuhkan pH yang rendah untuk tetap stabil. Dan di sinilah retinol berperan penting.
Penelitian menunjukkan retinol dapat menyeimbangkan acidic environment yang disebabkan oleh vitamin C tersebut alhasil membuatnya menjadi lebih stabil. Akibatnya, efektivitasnya menjadi lebih tahan lama dan manfaat yang diperoleh kulit pun yang ada menjadi lebih maksimal.